ilmu adalah harta yang sangat berharga...dengan ilmu seseorang dapat menguasai dunia...dan dengan ilmu kita dapat menjadi mulia apabila kita mampu berbagi dan memanfaatkan ilmu tersebut dengan baik...
jagalah bumi kita dengan menanam pohon, tidak mencemari lingkungan, hemat energi, dan menjaga kelesatrian alam kita...
Selasa, 17 Desember 2013
Kamis, 07 November 2013
Sejarah suku BESEMAH dari Kota Pagar Alam Sumatera...
ANAK-LANANG-BELAJAR: Sejarah suku BESEMAH dari Kota Pagar Alam Sumatera...: SUKU BESEMAH (PASEMAH) Ilustrasi menarik mengenai tempat orang-orang Basemah pernah dituliskan oleh JSG Grambreg, seorang pegawai pemeri...
Proto Malayan: Suku Lematang
Proto Malayan: Suku Lematang: pakaian adat suku Lematang Suku Lematang , adalah suatu komunitas masyarakat yang berdiam di provinsi Sumatra Selatan, di daerah Lematan...
Selasa, 05 November 2013
PENGINDERAAN JAUH
ayo belajar GEOLOGI !!": PENGINDERAAN JAUH: 2.1 Pengertian Penginderaan Jauh Pengindraan jauh merupakan suatu pengambilan atau pengukuran data/informasi mengenai sifat dari sebuah ...
Rabu, 30 Oktober 2013
Selasa, 29 Oktober 2013
ayo belajar GEOLOGI !!": PENGINDERAAN JAUH
ayo belajar GEOLOGI !!": PENGINDERAAN JAUH: 2.1 Pengertian Penginderaan Jauh Pengindraan jauh merupakan suatu pengambilan atau pengukuran data/informasi mengenai sifat dari sebuah ...
Rabu, 18 September 2013
Pangaea-Gondwana
Sejarah Perkembangan Muka Bumi (Pangaea-Gondwana)
sumber : http://www.sibarasok.com/2013/05/sejarah-perkembangan-muka-bumi-pangaea.html
Sejarah Perkembangan Muka Bumi (Pangaea-Gondwana) -
Proses perkembangan yang dialami planet bumi terus berlanjut sehingga
menimbulkan perubahan-perubahan pada permukaan bumi. Perubahan ini
disebabkan oleh energi yang kuat dari dalam bumi.
Para
ahli geologi sependapat, terjadinya gerakan-gerakan benua, pelebaran
dasar samudera, terjadinya gerakan tektonik, dan kegiatan vulkanisme
disebabkan oleh kekuatan yang berasal dari dalam bumi sehingga di
permukaan bumi terjadi perubahan/perkembangan muka bumi. Lempeng-lempeng
tektonik itu bergerak dan saling bergeseran sehingga menyebabkan
terjadinya benua-benua. Seperti benua Asia, Laurasia, jajaran
pulau-pulau, dan pegunungan.
Berikut ini akan kita bicarakan mengenai terjadinya gerakan/pergeseran benua-benua atau teori apungan.
1. Alfred L. Wagner (1880 - 1930) dalam bukunya berjudul Die Enstehung der Kontinente Und Ozeane (Asal-usul Benua dan Lautan) diterbitkan tahun 1915.
a.
Dibuktikan adanya persamaan garis kontur pantai timur Amerika Utara dan
Amerika Selatan dan garis kontur Eropa Barat dan Afrika.
Dibuktikan
adanya kesamaan formasi geologi sepanjang pantai Afrika Barat (dari
Sierra Leone - Tanjung Afrika Selatan) dengan formasi geologi pantai
timur Amerika (dari Peru - Balsia Blanca).
b.
Daerah Green Sandria bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan
36 m/th. Pulau Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan
kecepatan 9 m/tahun.
c.
Benua yang sekarang ini, dulunya satu yang disebut benua Pangaea. Benua
Pangaea pecah, di bagian selatan bergerak menuju ke barat dan ke utara
menuju khatulistiwa. Karena peristiwa tersebut terjadilah halhal sebagai
berikut.
1) Bentangan benua dan samudera mengapung sendiri-sendiri.
2)
Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika bergerak ke
arah barat sehingga terjadi lipatan permukaan bumi yang berwujud
bentang pegunungan di pantai barat Amerika dari arah utara - selatan.
3) Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai barat Amerika Serikat.
4) Samudera Hindia mendesak ke arah utara sehingga benua India terdesak dan menimbulkan terjadinya deretan pegunungan Himalaya.
5)
Keadaan benua-benua dewasa ini pun masih terus bergerak. Dapat
dibuktikan makin melebarnya celah-celah yang terdapat di alur-alur dasar
samudera.
Pokok-pokok
teori kontraksi. Karena mengalami pendinginan terus-menerus maka bumi
kita makin susut dan berkerut, kerutan tersebut menyebabkan terjadinya
lembah-lembah di permukaan bumi.
Meneruskan
teori Des Cartes, akan tetapi E. Suess menambahkan bahwa persamaan
geologi yang terdapat di Amerika Selatan, Antartika, India, Australia
karena semula benua itu satu yang disebut Benua Gondwana. Benua itu
dewasa ini tinggal sisa-sisanya karena sebagian telah tenggelam di bawah
permukaan laut.
Ahli
geofisika Kanada, J. Tuzlo dan ahli geofisika Amerika Jason Morgan,
mengajukan skema teori lempeng tektonik pada tahun 1960-an. Teori ini
menyatakan litosfer bumi terdiri atas beberapa lempeng keras. Lempeng
ini bergeser dan bergerak di atas lapisan yang lebih lunak yang disebut
astenosfer. Sebuah lempeng dapat menyusun seluruh tumbukan samudera,
seperti lempeng Pasifik, atau bagian lempeng samudera dan bagian
tumbukan benua, seperti lempeng Amerika Utara. Tumbukan samudera baru
menghasilkan pegunungan samudera (deretan gunung bawah air yang
terbentuk akibat kulit samudera muda).
Kulit
samudera tua tenggelam atau tersubdaksi ke mantel bumi pada zona
subdaksi, yang ditemukan pada bagian terdalam samudera, disebut
trenches. Sebagai lempeng yang bergerak, mereka menyatu dan membentuk
pegunungan. Batas lempeng adalah daerah tersering terjadi gempa bumidan
paling banyak terdapat gunung api.
Indonesia
terdiri atas 3 lempeng, yaitu lempeng Hindia atau Indo- Australia di
bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di
bagian timur. Lempeng bergerak dengan kecepatan 3 - 10 cm per tahun.
Pada suatu saat pertemuan antarlempeng akan mngalami pergeseran yang mengakibatkan lempeng menumpuk, melipat, atau patah. Ketika gerakan ini terjadi lempeng mengeluarkan stress atau energi yang tidak sedikit. Energi inilah yang mengakibatkan gelombang tsunami jika gempa di bawah laut atau samudera.
Pada suatu saat pertemuan antarlempeng akan mngalami pergeseran yang mengakibatkan lempeng menumpuk, melipat, atau patah. Ketika gerakan ini terjadi lempeng mengeluarkan stress atau energi yang tidak sedikit. Energi inilah yang mengakibatkan gelombang tsunami jika gempa di bawah laut atau samudera.
Tsunami
adalah serangkaian gelombang laut yang besar yang disebabkan oleh gempa
bawah laut, tanah longsor, atau letusan gunung berapi. Yang jarang
terjadi adalah tsunami yang dihasilkan oleh longsoran besar ke lautan
atau meteor raksasa yang menumbuk lautan. Tsunami bukan merupakan
gelombang tunggal, tetapi terdiri atas banyak gelombang, atau disebut
pula wave train (gelombang kereta). Di tengah lautan, ketinggian
gelombang tsunami tidak lebih dari 30 cm, terlihat seperti gelombang
laut kebanyakan.
Ketika
mencapai daerah lautan dangkal, kecepatan gelombang bekurang,
menyebabkan ketinggian gelombang bertambah. Ini yang menyebabkan
gelombang tsunami ketika mencapai pantai, ketinggiannya lebih dari 3 m
bahkan ada yang mencapai 30 m. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
tsunami, justru membuat mereka pergi ke pantai untuk melihat seperti apa tsunami.
Bayangan tentang tsunami hanya gelombang air laut setinggi setengah meter sampai satu meter seperti biasa digunakan untuk surfing. Pada kenyataannya, tsunami tidak seremeh yang dibayangkan. Tenaga sapuan air luar biasa besarnya baik tenaga penarik ke lautan dan tenaga pendorong ke daratan. Itu sebabnya korban sebagian tenggelam karena tertarik ke lautan dan sebagian lagi tenggelam di daratan akibat meluapnya air karena tenaga pendorong air.
Bayangan tentang tsunami hanya gelombang air laut setinggi setengah meter sampai satu meter seperti biasa digunakan untuk surfing. Pada kenyataannya, tsunami tidak seremeh yang dibayangkan. Tenaga sapuan air luar biasa besarnya baik tenaga penarik ke lautan dan tenaga pendorong ke daratan. Itu sebabnya korban sebagian tenggelam karena tertarik ke lautan dan sebagian lagi tenggelam di daratan akibat meluapnya air karena tenaga pendorong air.
Cara
terbaik yang dilakukan ketika bencana tsunami datang adalah pergi atau
mengungsi ke tempat yang tinggi seperti bukit atau gunung. Karena
umumnya tsunami diawali dengan gempa, sedangkan jika bencana gempa
datang dapat dipastikan adanya gempa susulan. Untuk menghindari tsunami
dan gempa susulan, yang harus dilakukan selain pergi ke bukit atau
gunung, adalah menghindari tebing, tiang listrik, dan berada di dalam
bangunan. Cari tempat terbuka yang berada di tempat tinggi seperti
lapangan atau lapangan udara.
Ciri
datangnya tsunami selain gempa, surutnya air laut secara tiba-tiba.
Pada kejadian di Aceh (26/12) air laut surut sampai 500 m di belakang
garis pantai normal. Air yang surut ini akibat hukum keseimbangan air di
mana air akan bergerak untuk mengisi tempat-tempat kosong untuk
mencapai kondisi seimbang.
Sesaat setelah lempeng bergeser, daerah di sekiar pergeseran bergeser, daerah di sekitar pergeseran akan kosong menyebabkan air bergerak ke arah tersebut. Gerakan air akan menimbulkan pergolakan air yang nantinya akan menyebabkan tsunami di daerah pantai dan air akan kembali dengan sangat cepat.
Sesaat setelah lempeng bergeser, daerah di sekiar pergeseran bergeser, daerah di sekitar pergeseran akan kosong menyebabkan air bergerak ke arah tersebut. Gerakan air akan menimbulkan pergolakan air yang nantinya akan menyebabkan tsunami di daerah pantai dan air akan kembali dengan sangat cepat.
Para
peneliti geologi (gabungan dari negara-negara maju) yang mengadakan
penelitian di kutub selatan (1969 - 1970) pusatnya di Trans Antartik
Tengah, bertujuan untuk membuktikan teori A.L. Wagner. Dari hasil
penelitian menemukan bukti sebagai berikut.
a. Daerah tersebut pada 200 juta tahun yang lalu merupakan daerah khatulistiwa.
b. Diketemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba/labyrintodont seperti salamander.
c.
Fosil seperti itu juga ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika. Teori
gerakan-gerakan benua yang lain juga beranggapan bahwa 200 juta tahun
yang lalu hanya ada satu benua di planet bumi ini. Dari pengembangan
ilmu pengetahuan alam, pengetahuan geologi, dan magnitisme makin lama
terdapat bukti-bukti yang menguatkan teori apungan benua.
Terbentuknya Bumi
Banyak ilmuwan yang percaya bahwa Bumi terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya Tata Surya. Umur Bumi diperkirakan sekitar 4,5 Milyar
tahun, batu tertua yang pernah ditemukan berusia 4,3 milyard tahun.
Sistim Tata surya kita berasal
dari spiral awan nebula (awan gas dan debu batuan dan metalik) yang
sangat besar. Matahari terbentuk dari bagian tengah awan nebula. Pada
saat awan ini berputar mengelilingi Matahari, awan ini secara
perlahan menjadi rata. Beberapa bagian dari awan ini berputar seperti
pusaran arus.
Gas dan debu yang berada di
sekitar pusaran ini ikut bergabung. Kumpulan dari gas dan debu ini
semakin tumbuh besar dengan menarik berbagai partikel-partikel yang
berada di dekatnya. Secara lambat laun kumpulan berbagai partikel yang
berputar ini membentuk planet-planet yang mengelilingi Matahari.
Salah satu teori menyebutkan
bahwa Bumi pada awalnya berupa gas kemudian berubah menjadi cairan dan
akhirnya menjadi lebih dingin sehingga kerak Bumi ( kulit luar )
menjadi padat mengeras. Banyak ilmuwan yang mendukung teori bahwa awan
Nebula yang membentuk Tata Surya kita berasal dari ledakan sebuah
bintang.
Bumi yang terbentuk berupa materi
padat tanpa air dan dikelilingi awan gas. Radiasi berbagai material
dan meningkatnya tekanan di dalam Bumi secara bertahap menghasilkan
panas yang sanggup mencairkan bagian dalam Bumi. Berbagai material
berat seperti besi menjadi tenggelam, sedangkan material ringan
seperti Silika ( batuan yang terdiri dari silikon dan oksigen ) muncul
ke permukaan Bumi dan membentuk lapisan keras kulit Bumi yang
pertama.
Panasnya perut Bumi juga
menyebabkan zat-zat kimia di dalam Bumi muncul ke permukaan. Beberapa
zat kimia membentuk air, dan ada juga yang menjadi gas-gas yang
membentuk atmosfere. Selama lebih dari jutaan tahun secara
perlahan-lahan air terkumpul di tempat-tempat yang rendah dan
membentuk lautan. Daratan berkembang di Bumi, air hujan dan sungai
melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan dan membawanya ke
lautan, sehingga membuat lautan menjadi asin.
Atmosfere awal Bumi mungkin
terdiri dari hidrogen, helium, metan, dan amonia sama seperti
atmosfere Jupiter saat ini. Barangkali sebagian besar terdiri dari
karbon dioksida seperti atmosfer Venus saat ini.
Selama sekitar satu milyar tahun
yang pertama Bumi tak mengandung kehidupan. Kemudian gabungan kimia
yang terjadi secara kebetulan di atmosfer dan memperoleh energinya
dari sumber-sumber seperti petir, menghasilkan asam amino dan asam
nukleat, yakni bahan pembangun molekul semua mahluk hidup.
Bumi pada awalnya mengandung
sedikit sekali oksigen. Oksigen di Bumi terutama berasal dari
tanaman-tanaman yang menggunakan karbon dioksida untuk berfotosintesis
dan menghasilkan oksigen. Dengan semakin banyaknya tanaman yang
terbentuk di Bumi maka jumlah oksigen menjadi semakin banyak.
Pada awalnya hanya terbentuk satu
benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera
Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah
menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian
terbelah membentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan,
dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan
Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera
baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk
membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.
Bumi terdiri dari beberapa
lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere dan terdiri dari 30
lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras dan
mantel bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan
batu yang sangat panas di dalam lapisan mantel yang disebut
asthenosphere. Pada saat lapisan-lapisan ini bergerak mereka juga
membawa benua-benua dan lantai dasar samudera bergerak bersamanya.
Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak
dengan tiga cara; pertama saling menjauh, kedua saling mendekat dan
ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi bergerak saling menjauh di
suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling mendekat di tempat
yang lain.
Bila
dua buah Lapisan saling bertubrukan maka salah satu lapisan akan
terangkat dan membentuk pegunungan. Pegunungan Himalaya dengan puncak
Gunung Everestnya mulai terbentuk 60 juta tahun yang lalu, ketika
lapisan Bumi yang mengangkut India bertabrakan dengan lapisan Bumi
yang mengangkut Eurasia.
Ketika
bertabrakan salah satu lapisan mungkin tertekan ke bawah ke dalam
mantel di bawah lapisan yang lain, membentuk sebuah jurang yang sangat
dalam di dasar samudera. Panas di dalam perut Bumi mencairkan
material-material dan mencari jalan keluar ke permukaan Bumi membentuk
Gunung Berapi.
Kira-kira 250 juta tahun yang
lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan
yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun
yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua benua besar
yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa,
sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari
Amenka Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut
dan bertubrukan dengan bagian lain.
Interpretasi yang terbaru
didasar kan pada distribusi berbagai pecahan yang disebut "terranes",
yang memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk menentukan letak
Jawa dan Bali dengan tepat pada peta Pangea hampir mustahil. Pertama,
karena penanggalan terhadap batuan sangat sedikit. Kedua karena mungkin
bentuk jawa tidak ada sebelum Kala Miosen, dan Bali barangkali baru
muncul di atas permukaan laut kira-kira tiga juta tahun yang lalu.
Kira-kira 250 km ke arah
selatan jawa dan Bali adalah Palung jawa yang sangat dalam. Di bagian
selatan palung ini merupakan bagian dan suatu dangkalan yang dikenal
sebagai Dangkalan Indo-Australia, yang terbentuk di bagian dalam
samudera di sebelah selatan India dan Australia, dan membentuk pecahan
antara Antartika dan Australia.
Pergerakan dangkalan ini ke
arah utara terus berlangsung sampai sekarang dengan laju 6 cm/tahun.
Pergerakan ini mendesak Dangkalan Sunda dimana Asia Tenggara berada, dan
selama berjuta-juta tahun daya yang dihasilkan oleh gerakan ini melipat
lapisan-lapisan sedimen tua membentuk deretan pegunungan.
Dangkalan Indo-Australia
masuk ke bawah Dangkalan Sunda di sepanjang Palung Jawa, dan selip
mendadak yang kadang-kadang terjadi akibat gesekan antara dua dangkalan
ini menimbulkan gempa bumi, sedangkan panas yang dihasilkan dari gesekan
dua dangkalan ini membentuk kantung-kantung batuan yang mencair di
bawah tekanan tinggi. Kantung-kantung ini dapat bocor ke permukaan dan
membentuk gunung berapi.
Walaupun batuan vulkanik
cukup dominan, daerah sedimentasi juga cukup luas. Luas utama bagian
utara dan selatan sedimen moderen yang berasal dari erosi gunung-gunung
baru mengendap di atas sedimen tua yang terangkat ke atas karena gerakan
yang dahsyat di bawah batuan yang meleleh.
Namun tidak semua batuan
sedimen merupakan hasil erosi, karena terdapat daerah batu kapur yang
berasal dari suatu masa ketika organisme pembentuk terumbu karang tumbuh
subur yang kemudian terangkat ke atas. Misalnya daerah perbukitan kapur
di Padalarang Bandung.
Seluruh dataran aluvial di
bagian utara Jawa sudah terbentuk dalam waktu 8.000 tahun terakhir,
yaitu ketika permukaan laut turun 5-6 m. Dataran ini terbentuk, sebagian
karena kipas-kipas aluvial dari limpahan gunung berapi dan sebagian
karena dataran pasca-Pliosen yang terangkat ke atas. Proses-proses ini
terus berlang- sung sampai sekarang.
sumber: http://merbabu.com/artikel/terbentuknya_bumi.php
Rabu, 11 September 2013
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Bumi
Bumi bukanlah planet yang
muncul tiba-tiba di jagad raya dalam bentuk seperti saat ini. Bumi terbentuk
melalui proses yang sangat panjang dan terus berkembang hingga sekarang ini.
1.
Proses Pembentukan Bumi
Bagaimana proses
pembentukan Bumi? Menurut para ilmuwan, Bumi berasal dari awan gas dan debu.
Pada mulanya, awan gas dan debu raksasa berputar-putar di sekeliling Matahari
yang baru saja terbentuk. Partikel-partikel yang terbentuk awan tertarik oleh gaya
gravitasi dan menyatu hingga memadat membentuk sebuah bola batuan. Keadaan ini
membuat Bumi makin panas dan menjadi bola pijar. Selanjutnya, bagian luar Bumi
lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Suhu Bumi bagian tengah masih sangat
panas meskipun bagian luar telah mendingin. Bola batuan ini merupakan bagian
awal dari bentuk Bumi.
Proses pembentukan Bumi
tersebut hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace. Ia berpendapat bahwa Bumi
mulai terbentuk miliar tahun yang lalu ketika material pembentuk Bumi berupa
gas pijar terlepas dari Matahari. Selanjutnya, material itu lambat laun
akan mendingin dan membentuk kulit batuan. Kondisi ini menyebabkan bagian luar
Bumi bersifat padat dan bagian dalamnya masih bersifat cair dan sangat panas.
read more
read more
2.
Perkembangan Bumi dan Sejarah Kehidupannya
Berdasarkan bukti-bukti
penanggalan radiometri, Bumi telah berumur sekitar 4.570 juta tahun. Jadi, Bumi
telah terbentuk hampir 4,6 miliar tahun lalu bersamaan dengan planet-planet
lain dalam tata surya, termasuk Matahari.
Ahli geologi menggunakan skala
waktu geologi untuk menjelaskan waktu dan hubungan antarperistiwa yang
terjadi selama sejarah Bumi. Waktu geologi Bumi disusun menjadi beberapa satuan
waktu. Sejarah perkembangan Bumi dan kehidupannya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a.
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 miliar tahun lalu)
Arkeozoikum artinya masa
kehidupan purba. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan awal pembentukan batuan
kerak Bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Lempeng tektonik (plate
tectonic)yang menyebabkan gempa terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup
pada masa ini dapat digambarkan mirip dengan lingkungan mata air panas.
Masa ini juga awal
terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, serta awal munculnya kehidupan primitif di
dalam samudera, yaitu berupa mikroorganisme (bakteri dan ganggang). Fosil
tertua yang telah ditemukan adalah Stromatolit dan Cyanobakteria
dengan umur kira-kira 3,5 miliar tahun.
b.
Masa Proterozoikum (2,5 – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya
masa kehidupan awal. Pada masa ini mulai terjadi perkembangan atmosfer dan
hidrosfer, serta kehidupan mikroorganisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
seperti enkaryotes dan prokaryotes. Enkaryotes
bakal tumbuhan dan prokaryotes adalah bakal binatang. Jenis hewan
invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing, koral, mulai muncul di
laut-laut dangkal. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum dikenal sebagai masa Prakambrium.
Masa Proterozoikum dapat
dibagi-bagi menjadi beberapa zaman sebagai berikut.
1)
Zaman Kambrium (590 – 500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari
kata “Cambria”. Banyak jenis hewan invertebrata mulai muncul pada zaman
Kambrium. Hampir seluruh kehidupan pada zaman ini berlangsung di lautan. Ciri
hewan pada zaman ini adalah mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai
pelindung. Jenis fosil hewan yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah
alga, cacing, sepon, koral, moluska, ecinodermata, brakiopoda, dan artropoda
(trilobit).
2)
Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium
dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling
tua) dan beberapa jenis hewan bertulang belakang seperti tetrakoral, graptolit,
ekinoid (landak laut), asteroid (bintang laut), krinoid (lili laut), dan bryozona.
Koral dan alga berkembang membentuk karang yang menjadi tempat trilobit dan
brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan trilobit jumlahnya bertambah banyak.
Echinodermata dan brakioppoda mulai menyebar.
3)
Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman Silur merupakan
waktu peralihan kehidupan air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul termasuk
pteridofita (tumbuhan paku). Hewan kalajengking raksasa (eurypterid)
hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai ada dan banyak ikan mempunyai
perisai tulang sebagai pelindung. Deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi
Skandinavia, Skotlandia, dan pantai Amerika Utara.
4)
Zaman Devon (410 – 360 juta tahun lalu)
Pada zaman Devon jenis
ikan dan tumbuhan darat berkembang secara besar-besaran. Ikan berahang dan ikan
hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Hewan amfibi berkembang dan
berpindah menuju daratan. Tumbuhan darat makin umum dan muncul serangga pertama
kali.
5)
Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Pada zaman Karbon
reptilia muncul pertama kali dan dapat meletakkan telunya di luar air. Serangga
raksasa muncul dan amfibi jumlahnya meningkat. Pada zaman ini pohon pertama
muncul. Jamur klab, tumbuhan ferm, dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa dan
menjadi bahan pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua tergabung menjadi
satu massa daratan yang disebut Pangaea.
6)
Zaman Perm (290 – 250 juta tahun lalu)
Pada zaman Perm reptilia
meningkat serta serangga modern, tumbuhan konifer, serta grikgo primitif
muncul. Hewan amfibi menjadi kyrang begitu berperan. Zaman Perm diakhiri dengan
kepunahan micsa, tribolit, serta banyak koral dan ikan. Pangaea bergerak sebagai
satu massa daratan. Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia,
dan Afrika, serta membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim kering dan
gurun pasir mulai terbentuk.
7)
Zaman Trias (250 – 210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia
meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Pada zaman ini, dinosaurus
dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kali. Reptilia
menyerupai mamalia pemakan daging, yaitu disebut Cynodont mulai
berkembang. Mamalia dan reptilia penyu serta kura-kura mulai muncul. Tumbuhan
sikada mirip palem mulai berkembang dan konifer menyebar. Benua pangaea
bergerak ke utara dan gurun terbentuk.
8)
Zaman Jura (210 – 140 juta tahun lalu)
Pada zaman Jura, Amonit
dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya dan dinosaurus berukuran
besar menguasai daratan. Lichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus
merajai angkasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan
berbagai jenis buaya berkembang. Tumbuhan konifer, bennefit, dan sequola
jumlahnya banyak. Zaman ini sering diingat karena kehidupan pada zaman ini
difilmkan dalam Jurrasic Park. Pangaea terpecah, yaitu Amerika Utara
memisahkan diri dari Afrika dan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika.
9)
Zaman Kapur (140 – 65 juta tahun lalu)
Pada zaman Kapur hidup
banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang, serta mamalia berari-ari muncul
pertama. Pada akhir zaman ini, Dinosaurus, Lichtiyosaurus, Pterosaurus,
Plesiosaurus, Amonit, dan Belemnit. Mamalia dan tumbuhan berbunga
mulai berkembang dalam berbagai bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai
muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. Zaman ini merupakan akhir
dari kehidupan binatang-binatang raksasa.
10) Zaman Tersier (65 – 1,5 juta tahun lalu)
Pada zaman Tersier muncul
primata dan burung tidak bergigi berukuran besar seperti burung unta. Selain
itu, juga muncul fauna laut seperti ikan, moluska, dan echinodermata yang
sangat mirip dengan fauna laut sekarang. Tumbuhan berbunga terus berevolusi
menghasilkan banyak variasi tumbuhan seperti, semak-belukar, tumbuhan merambat,
dan rumput. Pada zaman Tersier-Kuarter pemunculan dan kepunahan hewan dan
tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global yang ekstrim.
11) Zaman Kuarter (1,5 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter dibedakan
menjadi dua yaitu:
a)
Kala Pleistosen
b)
Kala Holosen
Kala Pleistosen dimulai sekitar 1,8 juta tahun yang
lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Selanjutnya diikuti oleh kala
Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada kala Pleistosen paling sedikit
terjadi lima kali zaman es atau zaman glasial. Pada zaman glasial, sebagian
besar Eropa, Amerika Utara, dan Asia bagian utara tertutup es. Demikian juga
dengan Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia, dan Pegunungan Himalaya.
Manusia purba Jawa (Homo Erectus, dulu disebut Phitecantropus
Erectus) muncul pada kala Pleistosen. Sedangkan manusia modern muncul pada
kala Holosen. Flora dan fauna pada kala Pleistosen sangat mirip dengan flora
dan fauna zaman sekarang
Minggu, 14 April 2013
Jumat, 12 April 2013
Indonesia Geographic: Jenis-jenis Tanah Dan Persebaran Di Indonesia
Indonesia Geographic: Jenis-jenis Tanah Dan Persebaran Di Indonesia: Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda dan persebaran tanahnya di setiap daerah me...
Langganan:
Postingan (Atom)